Posts Tagged ‘keistimewaan’

Al-Quran adalah kitab suci yang diwahyukan oleh Allah Tuhan seru sekalian alam sebagai panduan bagi umat manusia (bukan hanya umat Islam saja) agar bisa menggapai pucuk kebahagiaan yang hakiki, dan bukan sekedar kebahagiaan semu dan sesaat belaka seperti halnya kebahagiaan yang diklaim oleh kaum hedonis. walaupun banyak yang mengatakan bahwa kebahagiaan hakiki itu adalah kenikmatan surgawi, namun menurut saya (dengan diilhami oleh banyak kaum sufi), kebahagiaan yang sesungguhnya adalah kenikmatan tertinggi berupa bisa memandang Dzat Allah dengan mata telanjang di surga kelak (dengan mengesampingkan orang-orang yang berpendapat Allah tidak bisa dilihat dengan mata telanjang di surga).

(lebih…)

Di Jawa ada Kiyahi namanya Kiyai Hasan, daerah Kraksan. Beliau
itu termasuk wali Allah yang luar biasa. Kalau beliau mau
kedatangan Ahli Bait, keturunan nabi, Habib, beliau lari menjemput
sambil berkata ada raihatul musthafa, ada bau harum badan
Rasulullah Saw. Padahal kuturunan nabi itu entah baru sampai
dimana.
Diantara Karamahnya. Suatu ketika, saat ada seorang haji
menyewa mobil, kebetulan yang jadi sopirnya Ahli Bait (Habib/
Syarif). Cuma haji ini tidak tahu kalau itu adalah Ahli Bait. Kiayi
Hasan bilang sama anak-anaknya: tolong kamar tidur dirapikan kita
mau kedatangan Habib. Habibnya siapa? Tanya putra kiyahi
Hasan. Nanti saya tunjukan kalau sudah datang, jawab kiyahi itu.
Setelah haji itu tiba dirumah kiyahi Hasan, kiyahi Hasan bertanya
pada haji itu, Haji supirmu dimana? Sopir kula asaren kiyai, Sopir
saya tidur Kiyai, Jawab Haji. Kiyahi balik bertanya, e’ka’emmah
(dimana)? Di Mobil Kiyahi, jawab Haji. Saya mau dekati dia boleh
ya, kiyahi meminta ijin.
Yi tangi Yi’ (Habib bangun Bib). Sopir itu kaget, karena seumur-
umur tidak ada yang manggil Ayi’, atau Habib. Akhirnya dikenal
dengan bangsa al Jufri. Kiyahi Hasan ditanya: darimana tahu sopir
itu Habib? Dari bau keringatnya, bau keringat kangjeng Nabi, kata
kiyai Hasan.
Itu hebatnya ulama-ulama kita dahulu, sejauh itu pandangannya,
dari hormatnya pada Ahli Bait Nabi. Dan tokoh-tokoh itu bukan
satu dua, Imam Subki, Qadhi Iyadh tahu bagaimana kedudukan
Ahli Bait an Nabi dan juga ulama-ulama lain, ujar Al Habib M. Lutfi
bin Ali Yahya.

Di Jawa ada Kiyahi namanya Kiyai Hasan, daerah Kraksan. Beliau
itu termasuk wali Allah yang luar biasa. Kalau beliau mau
kedatangan Ahli Bait, keturunan nabi, Habib, beliau lari menjemput
sambil berkata ada raihatul musthafa, ada bau harum badan
Rasulullah Saw. Padahal kuturunan nabi itu entah baru sampai
dimana.
Diantara Karamahnya. Suatu ketika, saat ada seorang haji
menyewa mobil, kebetulan yang jadi sopirnya Ahli Bait (Habib/
Syarif). Cuma haji ini tidak tahu kalau itu adalah Ahli Bait. Kiayi
Hasan bilang sama anak-anaknya: tolong kamar tidur dirapikan kita
mau kedatangan Habib. Habibnya siapa? Tanya putra kiyahi
Hasan. Nanti saya tunjukan kalau sudah datang, jawab kiyahi itu.
Setelah haji itu tiba dirumah kiyahi Hasan, kiyahi Hasan bertanya
pada haji itu, Haji supirmu dimana? Sopir kula asaren kiyai, Sopir
saya tidur Kiyai, Jawab Haji. Kiyahi balik bertanya, e’ka’emmah
(dimana)? Di Mobil Kiyahi, jawab Haji. Saya mau dekati dia boleh
ya, kiyahi meminta ijin.
Yi tangi Yi’ (Habib bangun Bib). Sopir itu kaget, karena seumur-
umur tidak ada yang manggil Ayi’, atau Habib. Akhirnya dikenal
dengan bangsa al Jufri. Kiyahi Hasan ditanya: darimana tahu sopir
itu Habib? Dari bau keringatnya, bau keringat kangjeng Nabi, kata
kiyai Hasan.
Itu hebatnya ulama-ulama kita dahulu, sejauh itu pandangannya,
dari hormatnya pada Ahli Bait Nabi. Dan tokoh-tokoh itu bukan
satu dua, Imam Subki, Qadhi Iyadh tahu bagaimana kedudukan
Ahli Bait an Nabi dan juga ulama-ulama lain, ujar Al Habib M. Lutfi
bin Ali Yahya.